Senin, 20 Februari 2012

PANEN PERDANA AREA FOOD ESTATE BULUNGAN

Berita Bulungan
Selasa, 14 Februari 2012
Bupati Panen Perdana di Area Food Estate
TANJUNG SELOR – Program kawasan pangan (food estate) di wilayah Bulungan mulai terlihat hasilnya. Pasalnya, Bupati Bulungan H Budiman Arifin bersama rombongan, Senin (13/2) kemarin melakukan panen perdana komoditas padi sawah di area food estate yang berlokasi di Satuan Pemukiman (SP) 8 Tajung Buka, Kelurahan Tanjung Selor Timur, Kecamatan Tanjung Selor. Nampak hadir juga pada panen perdana kemarin Asisten Staf Khusus Presiden RI Bidang Komunikasi, Firmansyah yang berkunjung ke Kabupaten Bulungan untuk monitoring dan evaluasi program pembangunan di Kabupaten Bulungan termasuk program food estate.
Dari sumber media ini menyebutkan, padi yang dipanen kemarin itu merupakan padi yang ditanam oleh Menteri Pertanian (Mentan) RI, Suswono bersama rombongan sekitar akhir bulan September tahun lalu. “Bulan September ditanam oleh Menetri Pertanian, hari ini (kemarin, Red.) kita panen,” kata Bupati Bulungan, H Budiman Arifin.
Saat panen perdana kemarin, bupati bersama rombongan juga langsung mencoba mesin perontok padi, dan dilanjutkan dengan mencoba mesin pengolah padi menjadi beras dan selanjutnya padi yang sudah berubah menjadi beras itu langsung dipak (kemas) kedalam karung berisi 5 kilogram (Kg) dan siap untuk dijual atau disimpan.
Melihat geliat pertanian di Bulungan yang mulai menunjukkan hasil positif, bupati pun memberikan apresiasi kepada semua petani yang telah mendukung pemerintah dalam program ketahanan pangan nasional. “Kalau kita lihat, Bulungan soal pangan memang surplus tapi ketahanan pangan ini, kita bicara regional dan nasional,” kata bupati saat memberikan sambutan pada seremonial panen padi tersebut.
Meski demikian, kata dia, selaku pucuk pimpinan daerah Bulungan, ia tetap berharap agar hasil yang sudah dicapai yang ditandai dengan panen perdana kemarin itu bisa ditingkatkan kembali. “Yang jelas kita harus lebih baik dari yang kemarin,” katanya berharap. “Dan kuncinya adalah bersabar,” imbuhnya.
Selain itu bupati juga berpesan kepada warga yang ada di lokasi SP transmigrasi untuk tetap bisa menjaga kebersamaan dan keamanan daerah. Sebab, kata dia, dengan tetap terjaganya kondusifitas daerah maka aktivitas perekonomian dan aktivitas lainnya bisa terus berjalan dan berkembang.(din/ndy)

Rabu, 01 Februari 2012

200 KK Dari Jatim untuk Kayan Delta Food Estate

200 KK Dari Jatim untuk Kayan Delta Food Estate
 Direalisasikan Pada Juni 2012 

kaltim post [Rabu,01 Februari 2012]


SAMARINDA- Merealisasikan program food estate dan rice estate di Kalimantan Timur diperlukan puluhan ribu tenaga kerja. Pemprov melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) melakukan perjanjian kerja dengan provinsi Jawa Timur untuk mendukung sukses program dari Kementerian Pertanian tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Disnakertrans Kaltim, H Ichwansyah, terkait kerjsama pemenuhan tenaga kerja dalam program tersebut. Menurut dia, Disnakertrans Kaltim dan Jawa Timur, lebih dulu melakukan perjanjian kerja dengan, dalam rangka menunjang program food estate.
"Direncanakan sekitar 600 kepala keluarga (KK) selama tiga tahun kedepan akan didatangkan dari Jatim. Tahap pertama tahun 2012 sebanyak 200 KK untuk ditempatkan pada Kawasan Kayan Delta Food Estate di Tanjung Buka Kabupaten Bulungan," kata Ichwansyah.
Pengiriman 200 KK dari Jatim direncanakan direalisasikan pada pertengahan 2012, yakni sekitar Juni atau Juli. "Kita harus membangun rumahnya dulu, kemudian pada saat menempatkannya kita akan ada kerjasama lagi," tambahnya.
Pada 2012 ini diperlukan sekitar 550 KK untuk program transmigrasi, sehingga masih kekurangan sekitar 350 KK. Guna memenuhi keperluan tersebut 200 KK akan diambil dari penduduk setempat dan untuk sisa 150 KK akan diambil dari daerah-daerah lain di pulau Jawa.
Saat ini Disnakertrans terus menjajaki kemungkinan kerjasama dengan provinsi lain di daerah Jawa, misalnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Barat dan Jawa Tengah, serta Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam hal program transmigrasi tenaga kerja untuk food estate dan rice estate. Rencananya ditindaklanjuti dengan menyeleksi lahan pertanian terlebih dulu berdasarkan data dari pengelola kawasan.
"Misalnya untuk pertanian lahan kering berapa hektare sehingga ditunjang pekerja lahan kering berapa orang. Lahan basah berapa? Peternakan berapa? Perikanan berapa? Jika sudah memiliki data itu baru kita kerjasamakan dengan daerah lain," jelasnya.
Secara keseluruhan diperlukan sekitar 50.600 tenaga kerja untuk sekitar 253 ribu hektare lahan food estate yang sudah disiapkan bagi investor. Dengan asumsi satu orang tenaga kerja dipekerjakan dalam luasan lahan lima hektare, dengan metode padat modal.(her/hmsprov).