Kamis, 20 Desember 2012

Proyek Rawa Sebakung Masih Butuh Dana Pengembangan Jaringan



Posted by beritaraya on 12/20/2012 10:37:00 PM in daerah, headline, pilihan | 0 komentar

Balikpapan, Beritarayaonline.com -"Petani ada, lahan ada dan tak bermasalah.Namun, lahan tak bisa dibuka karena tak ada dana dari pemerintah pusat, terutama untuk pembangunan jaringan baru untuk mengairi areal persawahan yang produksi padi telah mencapai 5 ton per hektar,"ujar Kalpin Nur, PPK Irigasi Rawa III yang mewakili Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Ir.H.Irawan Hartono,MT, kepada wartawan yang mengunjungi proyek Daerah Rawa (DR) Sebakung, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kecamatan Babulu Darat, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu siang (19/12/2012).

Dijelaskannya lagi, tahun anggaran 2012 dikucurkan dana Rp 5 Miliar, dan dapat dana Sisa Anggaran Lebih (SAL) Rp 19 miliar.Sedangkan untuk tahun 2013 hanya mendapat anggaran Rp 5 miliar."Itu pun hanya untuk rehab, tak ada dana untuk pembangunan fisik bangunan air baru.Petani hanya ingin membuka lahan baru.Jadi petani dan lahan sudah siap, tetapi jaringan belum dibangun karena tak ada anggaran dari pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum,"ucapnya.

Menurut Kalpin Nur,  lahan rawa di sini potensinya seluas 13.500 hektar, sebanyak 7200 hektar baru terbuka, dan yang produktif 500 Ha."Kita sayangkan di DR Sebakung baru panen satu kali setahun.Padahal bisa ditingkatkan lagi panen dua kali setahun, sebab di sini lahan ada dan penggarap juga ada.Ini merupakan kebijakan pusat untuk memberikan dana yang sangat kurang sekali,"katanya.

Menurutnya, Daerah rawa (DR) Sebakung merupakan lahan rawa yang sangat luas (kurang lebih 13.500 hektar) dengan kondisi lahan sebagian dipengaruhi oleh pasang surut laut yang melalui Sungai Telake dengan zona hidrotopografi D,C,B.Namun, sampai saat ini DR Sebakung secara keseluruhan belum berfungsi secara optimal seperti yang diharapkan."Kehadiran DR Sebakung untuk mendukung Food Estate yaitu ketahanan pangan Kalimantan Timur sebagai lumbung pangan nasional.Jadi moment tepat bagi proyek DR Sebakung. Namun, orang masih memandang sebelah mata terhadap proyek rawa. Sebakung rawa yang sudah berkualitas bagus,"kilahnya.

Sementara itu Ir.Totbok Reinhart P.Simanjuntak, Dipl,HE,MT,MMin, pakar rawa dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pekerjaan Umum (Widyaiswara Utama) mengatakan Daerah Rawa (DR) Sebakung awalnya adalah hutan, genangan dan rawa yang dibuka tahun 1979.Pada tahap pertama dibuat dulu saluran drainase untuk mencuci lahan."Lalu setelah itu membuka lahan, transmigrasi masuk.Mencuci lahan karena tanahnya asam.5 sampai 10 tahun kemudian lahan sudah baik, apalagi tanah di Sebakung umumnya tanah mineral, bukan tanah gambut.Baru setelah itu PU bangun pintu-pintu air.Sekarang pekerjaan tahap kedua melengkapi tahap ketiga.Berbeda dengan irigasi di Jawa air dialiri terus. Di sini petani harus pintar-pintar simpan air karena baru panen padi satu kali setahun.Produksi padi di sini telah capai 5 ton per hektar.Dengan dilengkapi bangunan-bangunan air akan panen dua kali setahun,"katanya seraya menambahkan jadi dibutuhkan keuletan dan kerja keras, sebab ada juga petani tak tahan, lalu meninggalkan lokasi ini. (lasman simanjuntak