Selasa, 31 Januari 2012

Kaltim Siap Jadi Pelopor Gerakan Swasembada Pangan Nasional


[Selasa,31 Januari 2012]

JAKARTA - Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menegaskan Kaltim akan menjadi pelopor upaya mencapai swasembada pangan nasional. Sebagai negara agraris, sangat ironis kata gubernur jika untuk pemenuhan sebagian kebutuhan pangan di Indonesia masih harus melakukan impor.
"Kita ini negara agraris, tapi mengapa kita masih harus impor pangan. Kami akan mulai dari Kalimantan Timur, kami akan terus bekerja dan berjuang untuk mencapai swasembada pangan di Indonesia. Kalau secara nasional terbangun semangat ini, saya sangat yakin ke depan, tidak akan ada lagi impor beras, jagung atau kedelai di Indonesia," tegas Awang Faroek saat menjadi salah satu nara sumber pada program Economic Challenges, salah satu program unggulan Metro TV di Studio Grand lantai 3 Metro TV, Senin (30/1).
Salah satu langkah nyata yang terus digencarkan Pemprov Kaltim untuk mencapai swasembada pangan itu adalah rencana pengembangan kawasan rice and food estate seluas 200.000 hektare di Kaltim. Pengembangan kawasan rice and food estate di Kaltim merupakan sinergi program Kementerian Pertanian dengan rencana jangka menengah dan jangka panjang Pemprov Kaltim untuk pembangunan pertanian dalam arti luas.
Pengembangan program ini sekaligus akan menjadi kolaborasi yang sangat potensial antara pemerintah, BUMN dan swasta. Apalagi rencana pengembangan ini pun telah menjadi usulan dalam agenda program Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Sinergi yang sudah nampak jelas terlihat sejak 2011, adalah dukungan dari Kementerian Pertanian, dimulai saat Menteri Pertanian Suswono memimpin pengembangan awal Delta Kayan Food Estate di Kabupaten Bulungan dan kepastian sejumlah investasi swasta untuk menanamkan modal mereka untuk pengembangan food estate di Kaltim.
"Dukungan terbaru juga ditegaskan Menteri BUMN, Dahlan Iskan dengan membawa tiga BUMN untuk mendukung pengembangan rice and food estate di Kaltim. Tidak tanggung tanggung, Pak Menteri sudah menyebutkan investasi yang akan digelontorkan untuk program ini mencapai Rp9 triliun. Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa direalisasikan," sebut Awang.
Awang menambahkan, program MP3EI yang diarahkan ke Kaltim merupakan peluang emas untuk kolaborasi antara pemerintah, BUMN dan swasta. Belum lagi, Kaltim juga telah mendapat kepercayaan pemerintah pusat untuk pengembangan klaster industri pertanian oleochemical berbasis kelapa sawit yang akan dipusatkan di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kutai Timur.
Kolaborasi tersebut akan memberikan nilai tambah produk dan akan memberi banyak peluang peningkatan perluasan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sinergi yang baik ini akan mempercepat proses upaya mencapai swasembada pangan, khususnya di Kaltim dan daerah lain di Indonesia.
Nara sumber lain yang hadir pada dialog tersebut, memberi pujian atas inisiatif tersebut. Semangat, kerja keras dan program yang diperjuangkan Gubernur Awang Faroek layak mendapat dukungan semua pihak. Pasalnya, muara dari perjuangan itu tidak lain adalah demi tercapainya ketersediaan pangan yang baik di Indonesia dan yang pasti juga adalah terbukanya kesempatan kerja berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Semangat Gubernur Awang Faroek ini harus kita apresiasi dan pastinya perlu kita berikan dukungan. Sebab secara nasional, Presiden SBY pun sudah menegaskan komitmen, Feed Indonesia, Feed the World. Indonesia mampu, dunia pun mampu. Indonesia harus mampu menjadi eksportir pangan dunia," kata Ketua KADIN Bidang Agribisnis dan Peternakan, Juan Permata Adee yang juga menjadi nara sumber dialog tersebut.
Secara umum nara sumber lain pun memberi pujian dan dukungan terhadap langkah-langkah yang saat ini dikembangkan Kaltim dalam upaya mencapai swasembada pangan nasional. Nara sumber lainnya adalah Sekjen Gapki Joko Supriyono dan pengamat ekonomi Fadhil Hasan. Seperti biasa, acara berdurasi satu jam itu dipandu presenter kawakan Metro TV, Suryo Pratomo.
Dalam kaitan kampanye swasembada pangan nasional tersebut, pada 7 - 8 Februari 2012, akan digelar Jakarta Food Security Summit bertajuk Feed Indonesia, Feed The World. Sejumlah pembicara akan dihadirkan untuk mengisahkan sukses pembangunan pertanian di negara masing-masing. Mereka yang akan diundang antaralain dari Kementerian Pertanian Brasil, Afrika Selatan dan para ahli bio teknologi serta ekonom dunia. (sul/hmsprov)
Foto : Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak bersama sejumlah narasumber lain pada program Economic Challenges di Metro TV

(samsul/humasprov kaltim)

Food Estate Menuju Kaltim Sebagai Lumbung Pangan dan Energi Nasional


[Selasa,31 Januari 2012]

Pasca ditetapkannya Kalimantan Timur sebagai daerah pengembangan rice and food estate oleh Kementerian Pertanian, Pemprov dan 10 kabupaten di daerah ini telah menyiapkan lahan seluas 280 ribu hektare guna mewujudkan program Ketahanan Pangan dan Lumbung Energi Nasional.
Sejauh ini, Pemprov Kaltim melalui Tim Percepatan Pembangunan Food dan Rice Estate telah mendata sedikitnya 302.000 hektare lahan potensial untuk rencana tersebut. Saat ini, berdasarkan hasil verifikasi terakhir lahan yang sudah dipastikan siap dimanfaatkan untuk mendukung program rice and food estate itu adalah 280.000 hektare.
Dalam program rice and food estate tersebut akan dikembangkan berbagai komoditi pangan. Diantaranya pengembangan industri benih padi (padi sawah maupun padi ladang) termasuk jagung dan kedelai.
Walaupun untuk tahap awal ini Kementerian BUMN hanya mempersiapkan dana untuk pengelolaan lahan seluas 100 ribu hektare. Namun, pemerintah daerah telah menyiapkan khusus untuk kawasan Kayan Delta Food Estate di Tanjung Buka Kabupaten Bulungan seluas 50 ribu hektare.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak di hadapan Menteri BUMN, Dahlan Iskan menegaskan bahwa Kaltim sepenuhnya mendukung program nasional tersebut.
Menurut Gubernur, komitmen Kaltim untuk mewujudkan program ketahanan pangan nasional sudah bulat dan bukan lips service semata. Hal ini dibuktikan dengan jumlah lahan yang terinventarisasi telah melebihi target 200.000 yang diminta Kementerian Pertanian untuk pengembangan rice and food estate tersebut.
Program ini akan berdampak positif terhadap upaya memperluas lapangan kerja/usaha yang kemudian akan berimbas pada pengurangan pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan. Program ini juga akan mendukung pemberdayaan ekonomi kerakyatan di Kaltim.
Selain itu, tentunya program ini akan mampu menyejahterakan rakyat Kaltim terutama bagi masyarakat yang berada di 10 kabupaten yang menjadi area pengembangan program nasional ini.
Untuk kegiatan food estate di Kaltim ini, Menteri BUMN telah menunjuk 3 BUMN untuk dapat mengembangkan kegiatannya. Khususnya untuk 100 ribu hektare tahap awal kawasan pertanian untuk ketahanan pangan di Indonesia.
Diantaranya, untuk Sang Hyang Seri seluas 40 ribu hektar sedangkan PT. Pertani dan PT. Pupuk Sriwijaya masing-masing seluas 30 ribu hektare. Selain itu, masih ada beberapa investor swasta yang berminat untuk berinvestasi dalam program rice and food estate tersebut.
Apabila program ini sukses dilaksanakan di Kaltim, maka untuk tahap berikutnya ditambah hingga 200 ribu hektare. Target pada 2013 akan ada 600 ribu hektare lahan pertanian di Indonesia dengan produksi diperkirakan mencapai 9 juta ton.
Karenanya, ke depan akan dibentuk BUMN Pangan atau kolaborasi dari BUMN yang ada selama ini untuk diraksasakan ke sektor pertanian. Bahkan telah disiapkan dana sekitar Rp9 triliun untuk mendukung terwujudnya lahan-lahan pertanian yang produktif.
Adapun luasan lahan yang tersedia di masing-masing kabupaten di Kaltim untuk kawasan food estate. Kabupaten Berau dari luasan lahan potensial 11.901 hektar hasil klarifikasi/validasi tim percepatan menjadi 12.500 hektar. Kabupaten Bulungan dari 73.976 hektar menjadi 32.746 hektar, Kabupaten Kutai Barat dari 56.942 hektar menjadi 70 ribu hektar, Kabupaten Kutai Kartanegara dari 76.826 hektar menjadi 36.347 hektar.
Kabupaten Kutai Timur dari 39.545 hektar menjadi 67.506 hektar, Kabupaten Malinau dari 1.306 hektar menjadi 1.933 hektar, Kabupaten Nunukan dari 12.434 hektar menjadi 500 hektar. Kabupaten Penajam Paser Utara dari 9.474 hektar menjadi 1.400 hektar, Kabupaten Paser dari 15.159 hektar menjadi 5.500 hektar serta Kabupaten Tana Tidung dari 4.916 hektar menjadi 6.200 hektar.
Secara keseluruhan, dari total 302.484 hektar menjadi 234.734 hektar. Namun demikian jumlah ini akan bertambah sesuai dengan adanya beberapa kabupaten yang memasukkan data terbarunya untuk kawasan food estate di daerahnya, seperti Kabupaten Berau dan Kutai Barat.
Sedangkan BUMN maupun investor swasta yang akan ikut bergabung dalam kegiatan food estate di Kaltim ini, diantaranya PT Sang Hyang Seri 50 ribu hektar industri benih/padi, PT Miwon dan Solaria Group. Tiga Pilar Corporation 10 ribu hektar dan PT Harim (Korea Selatan) seluas 11 ribu hektar.
PT Techniteam Indonesia 200 hektar dan PT Anugerah 2 ribu hektar, Bangun Desa Pangan (Inkoptan/Induk Koperasi Tani) seluas 1.400 hektar, PT Intraca Penta seluas 10 ribu hektar, PT Bosowa Corporation 15 ribu hektar (padi dan jagung) dan PT Hanurata seluas 10 ribu hektar.
PT Pertani seluas 40 ribu hektar dan PT Pupuk Sriwijaya Holding (BUMN/Pupuk Kujang, Pusri, PKT dan Petrokimia Gresik) seluas 40 ribu hektar, PT Berau Jagung Raya 10 ribu hektar.

(yans/hmsprov).

Rabu, 25 Januari 2012

Sebuku kab Nunukan siap 33.400 ha untuk rice n foodestate


MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

PERESMIAN FOOD ESTATEoleh Menteri Pertanian 25 september 2011



KOORDINASI DELTA KAYAN des 2011


DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN DELTA KAYAN

1. Pembangunan infrastruktur berupa
    peningkatan Jalan, jembatan, jaringan 
    Tata air Drainase, bangunan pengendali   muka air, sarana dan prasaran lainya   yang mendukung keberhasilan   ketahanan pangan   nasional.
2. Persetujuan pemanfaatan kawasan oleh 
    kementerian terkait
3.
Pengembangan transmigrasi pada
    kawasan Delta Kayan.

PROGRAM BERSAMA DELTA KAYAN


PROGRAM BERSAMA KAWASAN FOOD ESTATE DELTA KAYAN

TRANSMIGRASI
PERTANIAN
KEMENTERIAN PU
1
Seluas 10.000 Ha dicadangkan untuk Lahan  Transmigrasi (SP-1 s/d SP-8) berdasarkan SK Gubernur Kaltim No:39/BPN-16/UM-39/III-tahun 1998.
Luas Lahan Sawah yang telah dicetak dan sudah berproduksi seluas 1.024 Ha (SP1, SP 2, SP 7, SP 8).  Penanaman dilakukan 2 x padi, 1 x palawija  dalam setahun (padi-padi-palawija) 
Pembangunan Daerah Rawa Tanjung Buka secara bertahap di bangun sejak tahun 2007 sampai tahun 2011 mencapai 2.934 Ha dengan menggunakan dana APBN.




2
Telah ditempatkan transmigran sebanyak 1.165 KK pada  SP-1, SP-2, SP-7 dan SP-8 yang berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, Banten, Lampung, Jawa Barat dan Penduduk Lokal setempat. 
 SP-3 dan SP-6 seluas ± 3.000 Ha direncanakan pengelolaanya kepada PT. Sang Hyang Sri.
Kegiatan yang telah dikerjakan tahun 2007 - 2011  kawasan tanjung buka  sp 1 - sp 8 : Saluran Primer  25.620 m / saluran sekunder  21.719 m/ jembatan 3 bh.




3
PROGRAM DINAS TRANSMIGRASI KAB. BULUNGAN PADA TAHUN 2012 – 2014 akan ditempatkan trasmigrasi pada kawasan DR. Tanjung Buka SP 3, SP 4, SP 5, SP 6.
Program Dinas pertanian Kab. Bulungan akan dilakukan pencetakan sawah dan Demplot pada lokasi tanjung buka
Rencana Pembangunanjaringan tata ir rawa pada  Kawasan tanjung Buka SP. 1 - sp 8 pelaksanaan Tahun 2012- 2016 diperlukan Dana Rp. 243.397.500.000,00, kegiatan jaringan tata air saluran primer, saluran sekunder, bangunan pintu, jembatan.




PROGRAM FOOD ESTATE DELTA KAYAN TANJUNG BUKA tahun 2012- 2016


LATAR BELAKANG
   Daerah Rawa memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian dan tambak terutama dalam kaitannya dengan pelestarian swasembada pangan, peningkatan dan diversifikasi produksi, peningkatan pendapatan dan lapangan kerja, serta pengembangan agrobisnis dan wilayah (dengan cara reklamasi).
¢Luas daerah rawa di indonesia diperkirakan mencapai 33.393.570 Ha yang terdiri dari 20.096.800 Ha (60,2 %) rawa pasang surut dan 13.296.770 Ha (39,8 %) rawa non pasang surut (lebak). (sumber direktorat Rawa dan Pantai 2008)
¢Ketahanan pangan adalah permasalahan lokal, nasional, dan global yang terus dicari solusinya. Dalam konteks lokal, kebutuhan terhadap pangan terasa menguat dan mendesak. Secara teknis, persoalan ketahanan pangan berbanding lurus dengan ketersedian lahan usaha pertanian. Pada masa yang akan datang, pangan akan menjadi masalah besar jika tidak dipersiapkan solusi memenuhi ketersediannya.

PROFIL DELTA KAYAN
1. Luas Kawasan Delta Kayan ± 30.000 Ha merupakan lahan pasang surut dengan jenis tanah aluvial yang sangat subur.
2. Seluas 10.000 Ha dicadangkan untuk Lahan  Transmigrasi (SP-1 s/d SP-8) berdasarkan SK Gubernur Kaltim No:39/BPN-16/UM-39/III-tahun 1998.
3. Telah ditempatkan transmigran sebanyak 1.165 KK pada  SP-1, SP-2, SP-7 dan SP-8 yang berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, Banten, Lampung, Jawa Barat dan Penduduk Lokal setempat.
  PROGRAM DINAS TRANSMIGRASI KAB. BULUNGAN PADA TAHUN 2012 – 2014 akan ditempatkan trasmigrasi pada kawasan DR. Tanjung Buka SP 3, SP 4, SP 5, SP 6.
4. Luas Lahan Sawah yang telah dicetak dan sudah berproduksi seluas 1.024 Ha (SP1, SP 2, SP 7, SP 8).  Penanaman dilakukan 2 x padi, 1 x palawija  dalam setahun (padi-padi-palawija) 
5. SP-3 dan SP-6 seluas ± 3.000 Ha direncanakan pengelolaanya kepada PT. Sang Hyang Sri.

 RENCANA PEMBIAYAAN KONSTRUKSI th 2012 - 2016

 DR. TANJUNG BUKA
SP 1, SP 2, SP 3, SP 4, SP 5, SP 6, SP7, SP 8


Peningkatan saluran dan bangunan Pengatur tata air
 
rp. 243.397.000.000,00

Rehabilitasi saluran dan bangunan
rp. 4.000.000.000,00 /tahun

Operasi dan Pemeliharaan 
rp. 2.000.000.000,00 / tahun



 

kegiatan tahun 2012


Provinsi Kalimantan Timur memiliki lahan yang cukup luas luas mencapai 198.441,17 KM2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km2 dan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan pemerintah daerah mengembangkan daerah irigasi, rawa (rawa tambak, rawa pertanian) berskala kecil sampai berskala besar yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Pengembangan irigasi dan rawa yang dipilih, pada umumnya adalah daerah daerah yang masyarakatnya berbasis pertanian dan tambak dengan terbukti telah banyak memiliki sawah tadah hujan dan tambak rakyat yang selama ini diusahakan oleh masyarakat setempat. Hal ini dipilih disamping sebagai pengembangan wilayah dan pembukaan mata pencaharian di pedesaan, juga mempercepat lahan – lahan dapat dimanfaatkan disamping memang didaerah tersebut telah tersedia penggarapannya yang cukup.

1. Lanjutan peningkatan jaringan rawa DR. Sebakung 1000 ha kab ppu
2. Lanjutan peningkatan jaringan rawa DR. tanjung Buka 1-2 seluas 1600 ha kab Bulungan
3. Lanjutan peningkatan jaringan rawa DR. tanjung Buka 3-4 seluas 750 ha kab Bulungan
4. Lanjutan peningkatan jaringan rawa DR. tanjung Buka 5-6 seluas 250 ha kab Bulungan
5. Rehabulitasi jaringan rawa DR. Padang pangrapat seluas 496 ha kab paser
6. Rehabilitasi jaringan rawa Dr. suliliran Baru seluas 298 ha kab paser
7. Rahabilitasi jaringan Rawa DR. Tanjung perengat seluas 620 ha kab berau
8. Rehabilitasi jaringan rawa DR. petung seluas 546 ha kab. penajam paser utara